http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/monkey-ani.gif

Jumat, 23 November 2012




ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA



ANGKLUNG
Sebenarnya, sejak kapan angklung mulai muncul dan berkembang, merupakan pertanyaan yang belum dapat dijawab secara pasti. Namun, menurut perkiraan Dr. Groneman, dalam bukunya “De Gamelan to Jogjakarta, Letterkundige Vehaldingen der Koninkl”, angklung sudah menjadi sebuah alat musik yang digemari oleh masyarakat Indonesia di beberapa daerah sebelum pengaruh Hindu berkembang di Indonesia. Namun anehnya, angklung tidak digambarkan pada candi Borobudur dan Prambanan sebagaimana halnya alat musik bambu lainnya, seperti alat musik bambu berdawai yang sudah berkembang sebelum zaman Hindu di Indonesia.
Nama angklung baru disebut-sebut dalam Serat Centhini (naskah sejarah lama mengenai musik dan agama di tanah Jawa) yang dibuat pada tahun 1830. Dalam serat tersebut, dikisahkan seorang putra kyai bernama Cebolang yang mempertunjukkan keahliannya bermain musik (disebut musik terbangan) di hadapan Bupati Daha, Kediri. Dalam sebuah puisi, Sekar Lempang, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dari naskah aslinya Serat Centhini, permainan musik Cebolang digambarkan sebagai berikut:


“His voice rose, clear and bright,
rang out loud, fragrant, and sweet.
Appealing his wilet, carried heart away.
His terbang playing resonated.
His friends answered at once.
Three terbang were rumbling,
together with angklung and kendhang,
calung, ivory capalita,
vibrant, resonant, resounding, shaking and thundering.”
Beragam Fungsi Angklung
Angklung ternyata memiliki beragam fungsi selain sebagai sebuah alat musik tradisional yang bersifat menghibur. Di beberapa tempat di Bali misalnya, angklung biasa digunakan dalam upacara pembakaran mayat (Ngaben). Di Kanekes, Banten Selatan, orang Baduy menggunakan angklung dalam sebuah upacara menjelang penanaman padi di lading. Mereka menyebutnya Angklung Buhun. Di kampung Jati, Serang, Angklung Gubrag dianggap sebagai alat musik sakral yang berfungsi sebagai pengiring mantera pengobatan orang sakit atau menolak wabah. Bahkan, di Kalimantan Selatan, angklung yang dikenal dengan sebutan Kurung-kurung pun dipergunakan untuk mengiringi pertunjukkan Kuda Gepang (Sie) yang bentuk pertunjukkannya hampir sama dengan Kuda Kepang di Jawa Tengah.

GAMELANG
A gamelan is a musical ensemble from Indonesia, typically from the islands of Bali or Java, featuring a variety of instruments such as metallophones, xylophones, drums and gongs; bamboo flutes, bowed and plucked strings. Vocalists may also be included.
The term refers more to the set of instruments than to the players of those instruments. A gamelan is a set of instruments as a distinct entity, built and tuned to stay together — instruments from different gamelan are generally not interchangeable.
The word "gamelan" comes from the Javanese word "gamels", meaning to strike or hammer, and the suffix "an", which makes the root a collective noun. Real hammers are not used to play these instruments as heavy iron hammers would break the delicate instruments.
         Gamelan berasal dari bahasa Jawa yang artinya memukul atau menabuh. Beberapa provinsi yang sampai saat ini masih memakai gamelan saat acara-acara adat yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah maupun di Bali. Gamelan saat ini juga makin terkenal saat dipakai untuk acara komedi yang sangat populer di televisi yaitu Opera Van Java (OVJ).
             

SASANDO
       Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal dari pulau RoteNusa Tenggara Timur.  Secara harfiah nama Sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Sasando berasal dari kata sari (petik) dan sando (bergetar)yang diyakini diciptakan Sanggu Ana pada abad ke-15 di pulau kecil dekat Pulau Rote, yaitu Pulau Dana, yang waktu itu dikuasai Raja Taka La’a. Sanggu adalah warga Nusa Ti’i di Pulau Rote Barat Daya. Dia ditahan Raja Dana saat terdampar di pulau itu ketika mencari ikan bersama kawannya, Mankoa. Selain seorang nelayan, Sanggu juga seorang seniman.
Saat itu Raja Dana memiliki putri. “Tidak disebutkan siapa nama putri ini,” kata Nggebu. Putri jatuh cinta kepada Sanggu. Kepada Sanggu, putri menyampaikan permintaannya untuk memiliki alat musik baru yang diciptakan Sanggu dan bisa menghibur rakyat. Putri memang suka membuat hiburan rakyat saat purnama tiba. Sanggu kemudian menciptakan sari sando yang artinya bergetar saat dipetik. Saat itu dengan tujuh tali yang terbuat dari serat kulit kayu atau akar-akaran.
Sasando memiliki notasi yang tidak beraturan dan tidak terlihat karena terbungkus resonator. Sasando dimainkan dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas,  sementara tangan kanan bertugas memainkan accord.          
Sasando mempunyai media pemantul suara yang  terbuat dari daun Pohon Gebang (sejenis Pohon Lontar yang banyak tumbuh di Pulau Timor dan Pulau Rote) yang dilekuk menjadi setengah melingkar. Tempat senar-senar diikat terbuat dari bambu yang keras, penahan senar yang sekaligus sebagai pengatur nada senar juga terbuat dari bambu. Batang bambu itu lalu diikat menyatu dengan daun Gebang yang dibuat melingkar tadi. Tabung sasando ini terletak dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas.
Wadah ini adalah tempat resonansi sasando. Bunyi sasando sangat unik, karena dibanding gitar biasa sasando lebih bervariasi. Jangan heran, hal ini karena sasando memiliki 28 senar. Itulah sebabnya memainkan Sasando tidaklah mudah  karena seorang pemain Sasando harus  mampu membuat ritme dan feeling bunyi nada yang tepat dari seluruh senar yang ada. Sasando dengan 28 senar ini dinamakan  Sasando engkel, sedangkan jenis Sasando dobel memiliki 56 senar, bahkan ada yang 84 senar.Sasando saat ini sudah mulai langka karena tidak ada orang yang mau memainkannya lagi. Tetapi berbeda dengan Jacko H.A. Bullan. Ia adalah salah satu dari 8 orang pewaris sasando rote yang tersisa. Untuk mendukung niatnya melestarikan sasando ia pindah ke Jakarta. Dan hasilnya pun sepadan, order manggung Jack semakin banyak. Sejumlah negara pun pernah ia datangi untuk pentas mulai dari Malaysia, Jepang, hingga Spanyol. Di Jakarta, Jack membuka rumahnya bagi siapa pun yang ingin belajar sasando.
Jack mengaku bahwa ia tidak pernah menerima biaya apapun dalam pelestarian sasando. Padahal ada program maestro seni tradisi (bantuan Rp 1 juta/orang/bulan selama seumur hidup) yang disediakan oleh Depbudpar. Tanpa mengambil program tersebut, Jack terus berusaha dengan cara consumer selling ke target utama pasar pariwisata Indonesia. Dengan begitu Jack tidak akan menjadi generasi terakhir pemetik sasando.

GONDANG BATAK
Pengertian gondang sebagai perangkat alat musik, yakni gondang Batak.
Gondang Batak sering diidentikkan dengan gondang sabangunan atau ogling sabangunan dan kadang-kadang juga diidentikkan dengan taganing (salah satu alat musik yang terdapat di dalam gondang sabangunan). Hal ini berarti memberi kesan kepada kita seolah-olah yang termasuk ke dalam Gondang Batak itu hanyalah gondang sabangunan, sedangkan perangkat alat musik Batak yang lain, yaitu :
Gondang hasapi tidak termasuk gondang Batak. Padahal sebenarnya gondang hasapi juga adalah gondang Batak, akan tetapi istilah gondang hasapi lebih dikenal dengan istilah uning-uningan daripada gondang Batak.
Gondang dalam pengertian ensambel musik terbagi atas dua bagian, yakni gondang sabangunan (gondang bolon) dan gondang hasapi (uning-uningan). Gondang sabangunan dan gondang hasapi adalah dua jenis ensambel musik yang terdapat pada tradisi musik Batak Toba. Secara umum fungsi kedua jenis ensambel ini hampir tidak memiliki perbedaan keduanya selalu digunakan di dalam upacara yang berkaitan dengan religi, adat maupun upacara-upacara seremonial lainnya. Namun demikian kalau diteliti lebih lanjut, kita akan menemukan perbedaan yang cukup mendasar dari kedua ensambel ini.
Sebutan gondang dalam pengertian komposisi menunjukkan arti sebagai sebuah komposisi dari lagu (judul lagu secara individu) atau menunjukkan kumpulan dari beberapa lagu/repertoar, yang masing-masing ini bisa dimainkan pada upacara yang berbeda tergantung permintaan kelompok orang yang terlibat dalam upacara untuk menari, termasuk di dalam upacara kematian saur matua. Misalnya : gondang si Bunga Jambu, gondang si Boru Mauliate dan sebagainya. Kata si bunga jambu, si boru mauliate dan malim menunjukkan sebuah komposisis lagu, sekaligus juga merupakan judul dari lagu (komposisi) itu sendiri.
Berbeda dengan gondang samba, samba Didang-Didang dan gondang elekelek (lae-lae). Meskipun kata gondang di sini juga memiliki pengertian komposisi, namun kata sombai;didang-didangi dan elek-elek memiliki pengertian yang menunjukkan sifat dari gondang tersebut, yang artinya ada beberapa komposisi yang bisa dikategorikan di dalam gondang-gondang yang disebut di atas, yang merupakan “satu keluarga gondang”. Komposisi dalam “satu keluarga gondang,” memberi pengertian ada beberapa komposisi yang memiliki sifat dan fungsi yang sama, yang dalam pelaksanaannya tergantung kepada jenis upacara dan permintaan kelompok orang yang terlibat dalam upacara. Misalnya: gondang Debata (termasuk di dalamnya komposisi gondang Debata Guru, Debata sari, Bana Bulan, dan Mulajadi); gondang Sahalai dan gondang Habonaran.
Gondang dalam pengertian repertoar contohnya si pitu Gondang. si pitu Gondang atau kadang-kadang disebut juga gondang parngosi (baca pargocci) atau panjujuran Gondang adalah sebuah repertoar adalah reportoar/kumpulan lagu yang dimainkan pada bagian awal dari semua jenis upacara yang melibatkan aktivitas musik sebagai salah satu sarana dari upacara masyarakat Batak Toba. Semua jenis lagu yang terdapat pada si pitu Gondang merupakan “inti” dari keseluruhan gondang yang ada. Namun, untuk dapat mengetahui lebih lanjut jenis bagian apa saja yang terdapat pada si pitu Gondang tampaknya cukup rumit juga umumnya hanya diketahui oleh pargonsi saja. Lagu-lagu yang terdapat pada si pitu Gondang dapat dimainkan secara menyeluruh tanpa berhenti, atau dimainkan secara terpisah (berhenti pada saat pergantian gondang). Repertoar ini tidak boleh ditarikan. Jumlah gondang (komposisi lagu yang dimainkan harus di dalam jumlah bilangan ganjil, misalnya : satu, tiga, lima, tujuh).
Kata gondang dapat dipakai dalam pengertian suatu upacara misalnya gondang Mandudu (”upacara memanggil roh”) dan upacara Saem (”upacara ritual”). Gondang dapat juga menunjukkan satu bagian dari upacara di mana kelompok kekerabatan atau satu kelompok dari tingkatan usia dan status sosial tertentu yang sedang menari, pada saat upacara tertentu misalnya : gondang Suhut, gondang Boru, gondang datu, gondang Naposo dan sebagainya. Jika dikatakan gondang Suhut, artinya pada saat itu Suhut yang mengambil bagian untuk meminta gondang dan menyampaikan setiap keinginannya untuk dapat menari bersama kelompok kekerabatan lain yang didinginkannya. Demikian juga Boru, artinya yang mendapat kesempatan untuk menari; gondang datu, artinya yang meminta gondang dan menari; dan gondang naposo, artinya muda-mudi yang mendapat kesempatan untuk menari.
Selain kelima pengertian kata gondang tersebut, ada juga pengertian yang lain yaitu yang dipakai untuk pembagian waktu dalam upacara, misalnya gondang Sadari Saboringin yaitu upacara yang didalamnya menyertakan aktivitas margondang dan dilaksanakan selama satu hari satu malam. Dengan demikian, pengertian gondang secara keseluruhan dalam satu upacara dapat meliputi beberapa pengertian seperti yang tertera di atas. pengertian gondang sebagai suatu ensambel musik tradisional khususnya, maksudnya untuk mengiring jalannya upacara kematian saur matua.
enis Dan Fungsi Instrumen Gondang  Sabangunan
Gondang sabangunan sebagai kumpulan alat-alat musik tradiosional Batak Toba, terdiri dari : taganing, gordang, sarune, ogling oloan, ogling ihutan, ogling panggora, ogling doal dan hesek. Dalam uraian berikut ini akan dijelaskan masingmasing instrumen yakni fungsinya.
1. Taganing
Dari segi teknis, instrumen taganing memiliki tanggung jawab dalam penguasaan repertoar dan memainkan melodi bersama-sama dengan sarune. Walaupun tidak seluruh repetoar berfungsi sebagai pembawa melodi, namun pada setiap penyajian gondang, taganing berfungsi sebagai “pengaba” atau “dirigen” (pemain group gondang) dengan isyarat- isyarat ritme yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota ensambel dan pemberi semangat kepada pemain lainnya.
2. Gordang
Gordang ini berfungsi sebagai instrumen ritme variabel, yaitu memainkan iringan musik lagu yang bervariasi.
3. Sarune
Sarune berfungsi sebagai alat untuk memainkan melodi lagu yang dibawakan oleh taganing.
4. Ogung Oloan (pemiapin atau Yang Harus Dituruti)
Agung Oloan mempunyai fungsi sebagai instrumen ritme konstan, yaitu memainkan iringan irama lagu dengan model yang tetap. Fungsi agung oloan ini umumnya sama dengan fungsi agung ihutan, agung panggora dan agung doal dan sedikit sekali perbedaannya. agung doal memperdengarkan bunyinya tepat di tengah-tengah dari dua pukulan hesek dan menimbulkan suatu efek synkopis nampaknya merupakan suatu ciri khas dari gondang sabangunan.
Fungsi dari agung panggora ditujukan pada dua bagian. Di satu bagian, ia berbunyi berbarengan dengan tiap pukulan yang kedua, sedang di bagian lain sekali ia berbunyi berbarengan dengan agung ihutan dan sekali lagi berbarengan dengan agung oloan.
Oleh karena musik dari gondang sabangunan ini pada umumnya dimainkan dalam tempo yang cepat, maka para penari maupun pendengar hanya berpegang pada bunyi agung oloan dan ihutan saja. Berdasarkan hal ini, maka ogling oloan yang berbunyi lebih rendah itu berarti “pemimpin” atau “Yang harus di turuti” , sedang ogling ihutan yang berbunyi lebih tinggi, itu “Yang menjawab” atau “Yang menuruti”. Maka dapat disimpulkan bahwa peranan dan fungsi yang berlangsung antara ogling dan ihutan dianggap oleh orang Batak Toba sebagai suatu permainan “tanya jawab”
5. Ogung Ihutan atau Ogung pangalusi (Yang menjawab atau yang menuruti).
6. Ogung panggora atau Ogung Panonggahi (Yang berseru atau yang membuat orang terkejut).
7. Ogung Doal (Tidak mempunyai arti tertentu)
8. Hesek. Hesek ini berfungsi menuntun instrumen lain secara bersama-sama dimainkan. Tanpa hesek, permainan musik instrumen akan terasa kurang lengkap. Walaupun alat dan suaranya sederhana saja, namun peranannya penting dan menentukan.


GEMBUS
Gambus adalah alat musik petik sepertimandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senarsampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja. Di TVRI dan RRI, orkes gambus pernah membawakan acara irama padang pasir. Orkes gambus mengiringi tariZapin yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan. Lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya adalah keagamaan. Alat musiknya terdiri dari biola,gendang, tabla dan seruling. Kini, orkes gambus menjadi milik orang Betawi dan banyak diundang di pesta sunatan dan perkawinan. Lirik lagunya berbahasa Arab, isinya bisa doa atau shalawat. Perintis orkes gambus adalah Syech Albar seorang Arab-Indonesia, bapaknya Ahmad Albar, dan yang terkenal orkes gambus El-Surayya dari kota Medan pimpinan Ahmad Baqi.

KECAPI

Alat musik kacapi sangat populer di kalangan masyarakat Sunda dan dipakai saat acara-acara yang berhubungan dengan kebudayaan.

CALUNG
alat musik tradisional calung alat musik daerah calung jawa barat 300x200 Alat Musik Tradisional Indonesia
    Dilihat dari bentuknya, banyak masyarakat yang menyamakan Calung dengan Angklung. Meskipun hampir sama, namun cara membunyikan alat musik tersebut sangat berbeda. Angklung agar keluar bunyinya hanya digoyangkan, sedangkan cara menabuh Calung harus dengan cara memukul batang-batang bambu.

KOLINTANG
alat musik kolintang minahasa alat musik kulintang berasal dari minahasa 300x225 Alat Musik Tradisional Indonesia
Alat musik Kolintang merupakan alat musik asli daerah Minahasa Sulawesi Utara. Nama kolintang menurut masyarakat Minahasa berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah setempat berarti, ajakan “Mari kita lakukan TONG TING TANG” adalah: ” Mangemo kumolintang”. Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang agar mudah dilafal oleh masyarakat.


PERERET PENGASIH-ASIH
Pereret Pengasih-asih merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Jembrana Bali. Alat musik tersebut mirip dengan alat musik terompet, namun terbuat dari kayu yang dibentuk sedemikian rupa yang akhirnya mengeluarkan bunyi-bunyian seperti terompet.

REBAB
Alat musik Rebab sendiri awalnya berasal dari jazirah Arab. Awal masuk ke Indonesia sekitar abad ke-8 saat para saudagar Arab memulai invasi dagang ke beberapa daerah pesisir Sumatera dan pesisir Jawa. Alat musik Rebab sendiri merupakan alat musik gesek yang terdiri dari 2 atau tiga utas senar.

REBANA
alat musik rebana hadroh burdah hadrah aceh kecil besar 300x225 Alat Musik Tradisional Indonesia


Alat musik Rebana asal usulnya berasal dari Jazirah Arab seperti halnya Rebab. Alat musik Rebana sendiri biasanya digunakan dalam kesenian yang bernafaskan agama Islam seperti hadrah ataupun saat membaca shalawat burdah.

SAMPEK


Sampek merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Kalimantan tepatnya biasanya digunakan oleh Suku Dayak. Alat musik ini terbuat dari berbagai jenis kayu. Namun, yang paling sering dijadikan bahan adalah kayu arrow, kayu kapur, dan kayu ulin dan dibuat secara tradisional. Proses pembuatan bisa memakan waktu berminggu minggu. Dibuat dengan 3 senar, 4 senar dan 6 senar. Biasanya sampek akan diukir sesuai dengan keinginan pembuatnya.
TRITON
Triton merupakan alat musik yang cara penggunaannya yaitu dengan ditiup. Alat musik tradisional ini berasal dari Papua. Alat musik ini tersebar di pesisir pantai yang ada di Papua dan digunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai alat panggil kepada orang lain.

TIFA
alat musik tradisional TIFA Papua Alat Musik Tradisional IndonesiaAlat musik tradisional Tifa termasuk jenis alat musik pukul. Tifa terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangkan isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah.


TEROMPET REOG

alat musik tradisional terompet reog ponorogo Alat Musik Tradisional Indonesia

Terompet Reog merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai pengiring saat pertunjukan Reog Ponorogo. Alat musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup.

TAMBO
 Alat Musik Tradisional Indonesia
Alat musik Tambo merupakan alat musik yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam. Cara penggunaan alat ini sama seperti Tambur yaitu dengan cara dipukul. Dulunya alat tradisional tersebut dipakai sebagai tanda saat memasuki waktu shalat fardhu.

GONDANG SEMBILAN
MEDAN - Suku Mandailing, pewaris alat musik Gordang Sambilan yang akan diklaim Malaysia, ternyata memiliki sejarah panjang. Para tokoh adat Mandailing di Medan, Sumatera Utara, menyatakan orang Mandailing turut membangun Kota Kuala Lumpur.

Para tokoh adat Mandailing di Medan, Sumatera Utara, menyatakan konon dulunya orang Mandailing bermarga Harahap pernah menjadi Raja di salah satu negara bagian di Malaysia. Lama-kelamaan, karena tidak mengetahui warisan budayanya, mereka lupa dan pupus. Kemungkinan, inilah yang dinilai menjadi akar pengklaiman oleh Malaysia.

Selain tokoh suku Batak Toba, sejumlah tokoh suku Batak Mandailing di Medan, Sumatera Utara, menilai pengklaiman tersebut harus dipertanyakan dan harus diambil alih. Pemerintah harus cepat membuat hak paten alat musik Gordang Sambilan dan tarian Tor-tor. Jika tidak, suku Batak akan mengalami kerugian besar akan aset budayanya.

"Pemerintah dan masyarakat Mandailing Sumatera Utara kurang memerhatikan warisan budaya sehingga Malaysia tidak dapat disalahkan, apalagi suku Mandailing dan Malaysia punya sejarah yang kuat. Bahkan, orang suku Mandailing pernah menjadi raja di salah satu negara bagian di Malaysia," kata Kamaluddin Harahap, tokoh suku Mandailing di Medan, Sumatera Utara, baru-baru ini.

Sementara, Rajab Lubis, tokoh suku Mandailing yang juga Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan mengatakan bahwa terdapat bukti-bukti melalui desertasi yang diuji di Universitas Kebangsaan Malaysia dan ditulis Wakil Menteri Pendidikan Malaysia. "Isinya adalah tentang pendiri Kota Kuala Lumpur yang beberapa di antaranya adalah orang Mandailing Sutan Kuaso marga Harahap atau nama China-nya Yap Kuan Sing dan menjadi satu nama jalan di pusat Kota Kuala Lumpur. Kemudian, di beberapa negara bagian dengan jabatan Menteri Besar atau Gubernur pernah mengembangkan seni Mandailing. Jadi, tidak ada bukti Gordang Sambilan berasal dari sana, tapi datang dari Indonesia ke Malaysia," tukasnya.

Dilansir dari Wikipedia, antara marga yang biasa dikenali di Malaysia, ialah Lubis, Nasution, Harahap, Siregar, Hasibuan, dan Batubara, namun kini pemakaian marga pada nama orang Mandailing di Malaysia sudah semakin berkurang dan mulai pupus. Hal
ini disebabkan kebanyakan mereka sudah tidak begitu memahami tradisi dan asal usul keturunan atau sengaja menghilangkan identitas Mandailing karena faktor faktor tertentu, misal faktor perkawinan.

BEDUG
        Bedug adalah musik khas Indonesia,yang dering di gunakan oleh umat muslim untuk mengumandangkan adzan dan menjalankan sholat.Bedug terbuat dari kulit hewan,seperti kerbau,sapi,lembu,kambing,dan drum sebagai badannya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar